Dendam Cinta
DENDAM CINTA
Oleh: Ice Rosmala Devi, S. Pd.
Kecantikan Devina kini memudar. Padahal baru berumur 23 tahun. Wajahnya ditumbuhi jerawat dan bercak-barcak hitam. Ia pun menjadi tidak percaya diri.
Boy, kekasih Devina memutuskan secara sepihak pertunangan mereka setalah melihat Devina tidak cantik lagi.
Walaupun kesedihan menyelimuti hidup Devina, ia tak pernah putus asa. Segala cara dilakukan untuk menyembuhkan wajah menjadi seperti semula dan kembali lagi pada Boy. Beberapa dukun ia datangi tetapi tak satu pun yang membawa hasil. Perjuangannya tidak hanya itu. Beberapa nasihat orangtua dilakukan. Dari mulai ngasrep ( berpantang makanan mengandung gula dan garam kecuali manis alami) sampai makan bunga mawar dan melati.
Suatu hari ia bertemu Adit, teman SMA-nya di halte sepulang kerja.
"Hei! Kamu Devina? " tanya Adit ragu.
"Iya, " jawab Devina malu sambil menutupi sebagian mukanya dengan kerudung.
"Apa kabar? " tanya Adit lagi sambil mengajak bersalaman.
"Baik, " jawab Devina menyambut tangan Adit.
"Maaf, kamu kok sekarang berbeda? "
"Tidak cantik lagi, ya? "
" Tidak. Masih cantik, kok, jawab Adit berbohong.
"Jangan bohong!"
"Iya, maaf, " jawab Adit, "Memang ada apa dengan wajahmu?" tanya Adit.
"Kamu salah dukun. Aku akan bantu, tapi tolong berikan beberapa helai rabutmu. "
Devina agak ragu memberikan apa yang dimint Adit. Akan tetapi, i tepis keraguan itu demi mengembalikan kecantikan wajahnya.
Setelah Adit menerima helai rambut itu, ia meyakinkan Devina bahwa usahanya akan berhasil.
" Seminggu kemudian, Devina melihat perubahan dirinya. Kulit wajah kembali mulus dan cantik. Ia ingin mengucapkan Terima kasih pada Adit.
Ketika Devina sedang menyiapkan makan malam sendiri di rumah kontrakkannya, ia mendapat SMS dari seseorang. Isinya membuat bibir bergetar dan ia berdiri mematung.
Devina, sekarang kau sudah cantik, tapi sebentar lGi akan mati sekarat. Itulah pembalasan cintaku yang ditolak. Aku juga menyebabkan wajahmu jelek. Selamat tinggal!
Dari Adit.
Devina terkejut bukan main. Tiba-tiba tubuhnya limbung, kemudian jatuh. Perutnya terasa sakit luar biasa seperti digigit binatang melata. Ia mengejang, mati seketika.